“Jangan pelihara kucing, nanti mandul!” mungkin Anda pernah mendengar kalimat seperti ini. Meskipun ada sedikit dasar medis di balik peringatan tersebut, ungkapan ini sering disalahpahami dan akhirnya menjadi mitos yang menyesatkan.
Pernyataan tersebut merujuk pada infeksi parasit bernama toxoplasmosis, yang memang bisa memengaruhi kesuburan dalam kasus tertentu. Tapi apakah benar memelihara kucing bisa menyebabkan seseorang mandul? Yuk, kita luruskan faktanya.
Apa itu Toxoplasmosis?
Toxoplasmosis adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit bernama Toxoplasma gondii. Parasit ini dapat ditemukan dalam:
- Daging mentah atau setengah matang yang terkontaminasi parasit.
- Kotoran hewan yang terkontaminasi parasit, terutama kucing.
- Tanah yang terkontaminasi parasit.
- Sayuran atau buah yang tidak dicuci bersih.
Meski bisa menyerang siapa saja, toxoplasmosis lebih berisiko bagi orang dengan sistem imun lemah, seperti ODHIV (Orang dengan HIV), ibu hamil, atau pasien kanker.
Benarkah Bisa Tertular dari Kucing?
Kucing memang bisa menjadi inang dari parasit toxoplasma, tetapi penularan ke manusia tidak sesederhana menyentuh bulunya atau berada dekat dengan kucing. Skenario infeksi yang bisa terjadi adalah:
- Kucing memakan mangsa yang sudah terinfeksi parasit (biasanya tikus atau burung).
- Parasit keluar melalui kotorannya selama 1-2 minggu setelah infeksi.
- Manusia bisa tertular jika menyentuh kotoran tersebut lalu makan, minum, atau menyentuh wajah tanpa mencuci tangan.
Jadi, peluang tertular sangat kecil jika rutin membersihkan kotoran kucing dengan sarung tangan dan menjaga kebersihan tangan setelah beraktivitas. Perlu diketahui, kucing hanya bisa menularkan parasit ini jika sebelumnya mereka terinfeksi, biasanya karena memakan mangsa yang sudah membawa parasit. Jika kucing tinggal di dalam rumah dan hanya makan makanan dari rumah, kemungkinan tertular hampir nol. Faktanya, risiko infeksi toxoplasmosis dari konsumsi daging mentah justru jauh lebih tinggi dibandingkan dari kucing peliharaan.
Gejala Toxoplasmosis
Pada orang sehat, toxoplasmosis sering tidak menimbulkan gejala atau hanya terasa seperti flu ringan. Namun, pada sebagian kasus, bisa muncul gejala seperti:
- Demam.
- Pembengkakan kelenjar getah bening.
- Nyeri otot.
- Kelelahan.
- Gangguan penglihatan (pada kasus infeksi berat atau mata).
Pada ibu hamil, infeksi aktif dapat menular ke janin dan menyebabkan komplikasi serius. Inilah alasan mengapa wanita hamil dianjurkan untuk lebih hati-hati, bukan dilarang memelihara kucing, tapi tetap menjaga kebersihan dan menghindari potensi risiko.
Apakah Toxoplasmosis Bisa Diobati?
Ya, Toxoplasmosis bisa diobati, terutama jika terdeteksi sejak awal. Pengobatan biasanya melibatkan antibiotik seperti pyrimethamine dan sulfadiazine, dikombinasikan dengan folinic acid untuk mencegah efek samping.
Pada orang sehat, pengobatan tidak selalu diperlukan karena tubuh dapat melawan infeksi dengan sendirinya. Tapi untuk pasien dengan sistem imun lemah atau ibu hamil, pengobatan harus segera dilakukan.
Kesimpulannya, memelihara kucing tidak otomatis menyebabkan kemandulan. Risiko tertular toxoplasmosis sangat kecil jika Anda menerapkan kebersihan dengan baik. Sama halnya dengan pengelolaan kondisi lainnya, memahami risiko dan pencegahan jauh lebih efektif dibandingkan hidup dalam ketakutan dari mitos. Bagi penderita asma, misalnya, alat bantu pernafasan asma seperti inhaler atau nebulizer adalah solusi nyata yang memungkinkan mereka menjalani aktivitas sehari-hari dengan aman dan nyaman, bukan menjauhi hewan peliharaan atau lingkungan secara berlebihan.